«

»

Aug 17

Kenapa Bayi Kena Penyakit Kuning Atau Jaundis?

Penyakit kuning terjadi karena pembentukan bilirubin di dalam darah.

Bilirubin merupakan pigmen kuning yang terbentuk dari pemecahan sel-sel darah merah yang sudah tua. Pemecahan sel-sel darah merah tersebut merupakan sesuatu yang normal, namun bilirubin yang terbentuk tidak selalu menyebabkan penyakit kuning karena bilirubin diolah oleh hati dan dihantar ke usus.

Bagaimanapun, bayi baru lahir sering mengalami penyakit kuning pada beberapa hari pertama kerana enzim di hati yang bertugas mengolah bilirubin relatif belum matang. Tambahan lagi bayi baru lahir memiliki sel darah merah yang lebih banyak dibandingkan orang dewasa, dan dengan demikian lebih banyak yang dipecahkan dalam satu waktu; kebanyakan sel-sel ini berbeda dengan sel darah merah orang dewasa dan lebih mudah pecah. Hal ini berarti lebih banyak bilirubin yang dihasilkan pada tubuh bayi baru lahir.

Jika bayi lahir prematur, atau stres karena proses kelahiran yang sulit, atau bayi dari ibu yang menderita diabetes, atau jumlah sel darah merah yang pecah lebih banyak dari biasanya (seperti yang selalu terjadi pada golongan darah ibu dan bayi yang tidak sama), maka jumlah bilirubin dalam darah dapat meningkat lebih dari tahap yang seharusnya.

Jenis Penyakit Kuning

Hati mengolah bilirubin sehingga dapat dihilangkan dari dalam tubuh (proses pengolahan tersebut dinamakan konjugasi, reaksi langsung atau bilirubin larut dalam air, ketiganya memiliki arti yang secara esensi sama). Bagaimanapun, jika fungsi hati tidak bekerja dengan baik, seperti yang terjadi ketika adanya infeksi, atau saluran yang mengalirkan bilirubin ke usus terhambat, hasil olahan bilirubin tersebut dapat terakumulasi dan juga menyebabkan penyakit kuning.

Apabila hal ini terjadi, bilirubin tersebut terlihat dalam urin dan membuat urin berwarna coklat. Warna coklat pada urin adalah pertanda yang penting bahawa penyakit kuning tersebut tidak “biasa”. Penyakit kuning yang disebabkan bilirubin yang terkonjugasi selalu abnormal, seringkali serius dan memerlukan pemeriksaan lebih lanjut dan segera. Menyusui dapat dan harus diteruskan kecuali untuk sebagian kecil penyakit metabolisme yang ekstrim.

________________________________________________________________________________________

Mengenai Jus Delima Bio EmasTM 

Jus Delima Bio Emas ialah Minuman Herba Campuran.

  • Khasiat semua buah-buah yang terkandung dalam produk Delima Bio EmasTMtelah melalui kajian klinikal dan saintifik yang telah dijalankan oleh pelbagai pehak dari serata dunia dan boleh dirujuk di laman web National Institutes of Health – NIH.
  • NIH memuatkan journal-journal serta artikel-artikel berkaitan penyelidikan atau penemuan berhubung dengan dunia perubatan dan menjadi rujukan kepada para pengamal perubatan, penyelidik, pesakit, penuntut dan profesional seluruh dunia.
  • Journal-journal serta artikel yang memuatkan hasil kajian saintifik ke atas bahan-bahan yang digunakan sebagai formulasi dalam JusDelima Bio EmasTM iaitu Ekstrak Delima, Anggur, Zaitun, Kurma, Aprikot, Manna dan Madu boleh semak di sini.
  • Sumber rujukan ini diterbitkan olehNational Institutes of Health – NIH, Amerika Syarikat dan Kanada dan juga universiti-universiti dan pusat penyelidekan yang berkenaan.

Dengan adanya sumber maklumat yang berwibawa mengenai bahan-bahan yang digunakan dalam Jus Delima Bio Emas, diharap ianya memberi panduan dan boleh menggunakanya mengikut tujuan yang bersuaian. Jus Delima Bio Emas juga mempunyai Sijil Pengesahan HALAL JAKIM.

GUNAKAN JUS DELIMA BIO EMAS TANPA WAS-WAS

________________________________________________________________________________________

Akumulasi bilirubin sebelum diolah enzim di hati merupakan hal yang normal – hal ini dikenal sebagai “penyakit kuning fisiologis” (bilirubin ini dinamakan non-konjugasi, reaksi tidak langsung atau larut dalam lemak).

Penyakit kuning fisiologis dimulai pada hari kedua setelah kelahiran, puncaknya boleh berlaku pada hari ketiga atau keempat, kemudian perlahan-lahan menghilang. Namun, dapat terjadi beberapa kondisi yang memerlukan penanganan yang dapat menyebabkan reaksi berlebihan terhadap penyakit kuning jenis ini. Karena jenis ini tidak ada hubungannya dengan menyusui, menyusui harus tetap diteruskan.

Jika, misalnya, bayi mengidap sakit kuning yang parah kerana terjadi pemecahan sel darah merah yang sangat cepat, ini bukan alasan untuk menghentikan proses menyusui. Menyusui seharusnya tetap dilanjutkan dalam situasi tersebut.

Breastmilk Jaundice (Sakit kuning karena ASI)

Ada suatu keadaan yang biasa disebut breastmilk jaundice (sakit kuning kerana ASI). Tak ada yang tahu dengan pasti penyebab breastmilk jaundice. Untuk mendiagnosa hal ini, bayi paling tidak sudah berusia satu minggu. Yang menarik adalah, banyak bayi yang mengalami breastmilk jaundice juga mengalami kuning fisiologis yang berlebihan.

Bayi harus mengalami kenaikan berat badan yang baik, hanya dengan menyusu, buang air besarnya banyak dan sering, urinnya jernih, dan secara umum dalam keadaan baik. Dalam keadaan tersebut, bayi dikatakan sakit kuning karena ASI, walaupun kadang-kala infeksi pada urin atau kelenjar tiroidnya tidak berfungsi dengan baik seperti halnya sedikit penyakit yang lebih jarang lainnya, dapat menunjukkan gejala yang sama.

Breastmilk jaundice mengalami puncaknya pada hari ke 10-21, namun dapat berlanjut hingga tiga bulan. Breastmilk jaundice merupakan sesuatu yang normal. Jarang, kalaupun pernah, yang menyebabkan menyusui harus dihentikan. Sangat jarang diperlukan perawatan apapun, seperti fototerapi.

Menyusui seharusnya tidak dihentikan “untuk menentukan diagnosis”. Jika bayi benar-benar dalam keadaan baik dengan menyusu saja, tak ada alasan apapun untuk menghentikan menyusui atau memberi tambahan asupan, meskipun asupan tersebut diberikan dengan alat bantu menyusui.

Pemikiran bahawa bayi sakit kuning berbunca dari pemberian susu formula pada bayi adalah model yang kita anggap sebagai cara pemberian makan yang normal pada bayi dan kita menyamaratakannya dengan ibu menyusui dan bayi ASI.

Cara berfikir ini nyaris universal di antara para tenaga kesehatan, dan benar-benar pemikiran yang terbalik. Jadi, bayi yang diberi susu formula jarang sakit kuning setelah minggu pertama kehidupannya, dan kalaupun terjadi, pasti ada sesuatu yang salah. Oleh sebab itu, bayi yang disebut mengalami breastmilk jaundice dianggap perlu diperhatikan dan “sesuatu harus dilakukan”.

Bagaimanapun, menurut pengalaman kami, sebagian besar bayi yang disusui secara eksklusif yang benar-benar sehat dan mengalami kenaikan berat badan yang baik masih mengalami sakit kuning pada lima sampai enam minggu pertama dalam kehidupannya, atau mungkin lebih lama dari itu.

Sebenarnya, seharusnya pertanyaannya adalah apakah normal atau tidak jika tidak sakit kuning ada yang perlu kita khuatirkan? Jangan berhenti menyusui, bagi bayi yang mengalami “breastmilk” jaundice.

Breastmilk Jaundice kerana Tak Cukup Mendapat ASI

Kadar bilirubin yang lebih tinggi dan lebih lama dari sakit kuning biasa terjadi kerana bayi tidak mendapatkan cukup ASI. Hal ini boleh disebabkan oleh produksi ASI memerlukan waktu lebih lama daripada biasanya (tapi jika bayi menyusu dengan baik dalam beberapa hari pertama seharusnya hal ini bukanlah masalah), atau karena kebiasaan di rumah sakit yang membatasi menyusui, atau kerana, biasanya, pelekatan bayi tidak baik sehingga bayi tidak mendapatkan cukup ASI yang tersedia.

Ketika bayi mendapatkan sedikit ASI, buang air besar cenderung menjadi sedikit dan jarang karena bilirubin yang berada di usus bayi terserap kembali ke dalam darah dan bukannya dibuang semasa buang air besar.

Sudah jelas, cara terbaik untuk mencegah “sakit kuning karena tidak mendapat cukup ASI” adalah dengan mulai menyusui dengan benar. Bagaimanapun, yang pasti, pendekatan awal untuk bayi sakit kuning kerana tidak mendapatkan cukup ASI bukanlah dengan menghentikan bayi menyusu atau dengan memberinya susu botol.

Jika bayi menyusu dengan baik, menyusu lebih sering sudah cukup untuk menurunkan kadar bilirubin, meskipun sebenarnya tak ada yang benar-benar perlu dilakukan. Jika bayi menyusu kurang baik, membantu bayi melekat dengan lebih baik dapat membuat bayi menyusu lebih efektif dan mendapatkan lebih banyak susu. Menekan payudara agar bayi mendapatkan lebih banyak susu juga dapat membantu.

Jika pelekatan dan penekanan buah dada saja tidak berhasil, alat bantu menyusui patut digunakan untuk memberi tambahan asupan.

Fototerapi (lampu bilirubin)

Fototerapi menyebabkan bayi memerlukan lebih banyak cairan. Jika bayi menyusui dengan baik, meningkatkan frekuensi menyusui biasanya dapat menutupi peningkatan keperluan ini. Bagaimanapun, jika bayi dirasakan memerlukan lebih banyak cairan, gunakan alat bantu menyusui untuk memberi tambahan asupan, lebih baik susu perah, dengan air gula, atau air gula saja daripada diberi susu formula.

Menyusui dan Penyakit

Pendahuluan

Selama bertahun-tahun, terlalu banyak ibu telah secara keliru diminta untuk berhenti menyusui karena mereka mengonsumsi obat-obatan tertentu. Keputusan untuk terus menyusui ketika ibu berada dalam masa pengobatan, misalnya, seringkali lebih dipengaruhi oleh kekhawatiran akan masuknya zat kimia obat di dalam ASI. Padahal, seharusnya ada pertimbangan resiko tidak menyusui, bagi ibu, bayi dan keluarga, serta tentu saja masyarakat. Ada begitu banyak resiko tidak menyusui, jadi pertanyaan yang mendasar sesungguhnya adalah: Apakah masuknya sejumlah kecil obat ke dalam ASI membuat menyusui menjadi lebih berbahaya dibandingkan susu formula? Jawabannya hampir selalu tidak. ASI dengan hanya sedikit obat hampir selalu lebih aman. Dengan kata lain, arti kata berhati-hati adalah melanjutkan menyusui, bukan berhenti. Pertimbangan yang sama perlu dilakukan ketika ibu maupun bayinya sakit.

Ingat bahwa menghentikan proses menyusui selama satu minggu dapat mengakibatkan penyapihan permanen karena bayi mungkin tidak mau menyusu langsung lagi pada payudara ibu. Di sisi lain, perlu dipertimbangkan juga bahwa beberapa bayi mungkin menolak minum dari botol, sehingga saran untuk berhenti menyusui bukan saja tidak tepat, tapi seringkali juga tidak praktis. Di atas itu semua, adalah mudah menyarankan ibu untuk memerah ASI-nya sementara bayi tidak menyusu, tapi hal ini tidak selalu mudah dalam prakteknya dan ibu dapat mengalami pembengkakan yang menyakitkan.

Penyakit pada Ibu

Hanya sedikit jenis penyakit pada ibu yang mengharuskan ibu berhenti menyusui. Hal tersebut sesuai untuk berbagai infeksi yang diderita ibu, dan infeksi adalah jenis penyakit yang paling umum, yang biasanya digunakan sebagai alasan dalam menyarankan seorang ibu untuk berhenti menyusui.

Sebahagian besar infeksi disebabkan oleh virus, dan sebahagian besar infeksi virus justru tingkat penularannya paling tinggi, bahkan sebelum ibu mengetahui bahwa ia sedang sakit. Ketika ibu demam (atau hidung meler, diare, batuk, ruam, muntah, dll), ibu kemungkinan sudah menularkan infeksi tersebut kepada bayinya.

Bagaimanapun juga, menyusui mampu melindungi bayi melawan infeksi tersebut, dan ibu harus melanjutkan menyusui, dengan tujuan untuk melindungi bayinya. Jika si bayi sampai tertular sakit, bayi akan lebih ringan sakitnya daripada jika ibu berhenti menyusui.

Namun, banyak juga para ibu dikejutkan karena mendapati bayi mereka tidak tertular sama sekali. Hal tersebut dikarenakan bayi yang disusui terus akan tetap terlindungi. Infeksi-infeksi bakteri (seperti misalnya radang tenggorokan) juga tidak ada sangkut pautnya dengan alasan-alasan yang sama.

Satu-satunya pengecualian adalah infeksi virus HIV pada ibu. Sampai ada informasi lebih lanjut, nampaknya ibu yang positif terjangkit virus HIV sebaiknya tidak menyusui, setidaknya dalam situasi dimana resiko konsumsi susu formula dapat diterima dengan baik.

Bagaimanapun juga, ada situasi-situasi, bahkan di Canada, dimana resiko-resiko jika tidak menyusui cukup tinggi sehingga, kegiatan menyusui tidak wajar secara otomatis dikesampingkan. Bahkan, informasi terkini menunjukkan bahawa menyusui bayi secara ekslusif dapat melindungi bayi dari virus HIV daripada bayi yang meminum susu formula. Resiko penularan yang tertinggi adalah pada bayi yang menyusu susu ibu dan susu formula pada saat yang bersamaan. Hal ini perlu dikonfirmasikan lebih lanjut.

Antibodi di dalam susu ibu

Beberapa ibu menderita penyakit yang disebut “autoimun” seperti idiopathic thrombocytopenic purpura, autoimmune thyroid disease, autoimmune hemolytic anemia, dan masih banyak lagi. Ciri-ciri dari penyakit-penyakit ini adalah antibodi yang diproduksi oleh tubuh ibu bekerja melawan sel-sel yang ada di dalam tubuhnya sendiri. Banyak ibu yang disarankan untuk berhenti menyusui karena antibodi ini bisa masuk ke ASI dan dapat menyebabkan bayinya sakit. Hal ini sama sekali tidak masuk akal, dan ibu sebaiknya tetap menyusui.

Antibodi yang menghasilkan sebagian besar antibodi pada ASI adalah secretory IgA. Penyakit autoimuntidak disebabkan oleh secretory IgA. Walaupun ada yang disebabkan oleh secretory IgA, tubuh bayi tidak akan menyerap secretory IgA. Hal ini tidak berhubungan. Teruskan menyusui.

Masalah pada payudara

Mastitis (infeksi pada payudara) bukanlah alasan untuk berhenti menyusui. Faktanya, payudara akan sembuh lebih cepat jika ibu tetap menyusui pada bagian yang terinfeksi (Lihat lembar informasi Saluran Tersumbat dan Mastitis).

Abses pada payudara bukanlah alasan untuk berhenti menyusui, bahkan pada bahagian yang terinfeksi. Walaupun melakukan tindakan pembedahan lebih sulit pada payudara ibu menyusui, namun tindakan pembedahan dan proses paska melahirkan juga tidak menjadi lebih mudah jika ibu berhenti menyusui karena susu tetap diproduksi selama berminggu-minggu setelah berhenti menyusui. Bahkan, pembengkakan setelah tindakan pembedahan hanya akan membuat keadaan semakin buruk.

Pastikan bahwa doktor bedah tidak melakukan insisi pada garis areola (garis antara bagian berawarna gelap dan terang pada payudara).

Insisi seperti itu dapat mengakibatkan turunnya pasokan ASI. Tindakan insisi yang menyerupai jari2 roda sepeda (puting menjadi pusat dari roda) akan mengurangi kerosakan jaringan penghasil susu. Saat ini, abses pada payudara tidak selalu memerlukan tindakan pembedahan.

Aspirasi menggunakan jarum secara berulang, atau penempatan kateter untuk mengeringkan abses ditambah dengan antibiotik seringkali cukup untuk menghindari tindakan pembedahan.

Tindakan pembedahan apapun tidak mengharuskan ibu berhenti menyusui. Apakah pembedahan tersebut benar-benar perlu dilakukan sekarang, ketika Anda sedang menyusui?

Apakah Anda yakin bahwa pendekatan perawatan lain tidak memungkinkan? Apakah benjolan tersebut harus dikeluarkan sekarang, bukan setahun dari sekarang?

Apakah biopsi dengan jarum cukup? Jika Anda memerlukan tindakan pembedahan sekarang, pastikan irisan tidak dibuat di sekeliling areola. Anda bisa menyusui setelah tindakan pembedahan selesai, segera, setelah Anda bangun dan ingin melakukannya.

Jika untuk alasan tertentu Anda harus berhenti menyusui pada payudara yang sakit, jangan berhenti menyusui pada payudara yang satu lagi. Beberapa dokter bedah tidak mengetahui bahwa Anda bisa mengeringkan hanya salah satu payudara. Anda tidak perlu berhenti menyusui karena Anda mendapat bius total. Anda dapat menyusui segera setelah Anda bangun dan ingin melakukannya.

Mammogram lebih sulit dibaca jika ibu sedang meyusui, tapi tetap berguna. Sekali lagi, berapa lama seorang ibu harus menunggu hingga payudaranya tidak lagi menghasilkan susu? Evaluasi terhadap sebuah benjolan membutuhkan lebih dari sekedar riwayat dan, pemeriksaan fizikal dapat dilakukan dengan cara lain selain mammogram (contohnya : USG, biopsi dengan menggunakan jarum). Bincangkan pilihan lain dengan doktor Anda. Beritahukan dokter Anda bahwa menyusui merupakah hal yang penting bagi Anda.

Kehamilan baru

Tidak ada alasan untuk tidak menyusui jika Anda hamil lagi. Tidak ada bukti bahwa menyusui di kala hamil dapat membahayakan Anda, atau janin yang ada di dalam kandungan, atau anak yang sedang disusui.

Jika Anda ingin berhenti, lakukan secara perlahan kerana kehamilan memang berhubungan dengan berkurangnya pasokan ASI dan bayi mungkin akan berhenti sendiri.

Penyakit pada Bayi

Sangat jarang kegiatan menyusui harus dihentikan pada bayi yang sedang sakit. Dengan menyusui, ibu mampu mententeramkan anak yang sedang sakit.

Diare dan muntah. Infeksi usus jarang dialami oleh bayi yang disusui secara eksklusif. (Meskipun BAB yang sering adalah sangat umum dan normal pada bayi yang disusui secara eksklusif). Perawatan yang paling baik dalam kondisi ini adalah dengan cara menyusuinya terus. Bayi akan lebih cepat membaik jika tetap disusui. Pada sebagian besar kasus, bayi akan membaik dengan hanya menyusu dan tidak membutuhkan cairan tambahan seperti oralit kecuali pada kasus-kasus khusus.

Penyakit pada saluran pernapasan. Ada mitos medis bahwa susu sebaiknya tidak diberikan pada anak-anak yang menderita infeksi saluran pernapasan. Entah benar atau tidak hal tersebut pada susu, yang jelas hal ini tidak berlaku untuk ASI.

Kuning. Sangat umum terjadi pada bayi yang menyusu secara eksklusif mengalami kuning, bahkan sampai usia 3 bulan, walaupun biasanya warna kuning pada kulit nyaris tidak terlihat. Oleh karena itu, daripada mempermasalahkannya, hal ini adalah normal. (Ada penyebab penyakit kuning yang tidak normal, tetapi yang ini normal, kecuali pada kasus yang sangat jarang terjadi, mengharuskan untuk berhenti menyusui). Jika menyusui berlangsung baik, penyakit kuning tidak mengharuskan ibu untuk berhenti menyusui. Jika proses menyusui berlangsung kurang baik, memperbaiki proses menyusui akan menyelesaikan masalah, sedangkan berhenti menyusui walaupun hanya untuk jangka waktu yang pendek justru bisa menghentikan proses menyusui. Berhenti menyusui bukan jawaban, bukan solusi, dan juga bukan ide yang baik. (Lihat lembar informasi Menyusui dan Sakit Kuning)

Jangan kurangi frekuensi menyusui bayi yang sedang sakit, karena dia justru membutuhkan lebih banyak!

Jika Anda memiliki pertanyaan yang belum dibahas di atas, janganlah langsung memutuskan untuk berhenti menyusui. Jangan berhenti, dan carilah informasi lebih lanjut. Banyak ibu yang disarankan untuk berhenti menyusui karena alasan yang tidak masuk akal dan terlalu konyol untuk dibahas.

Testimoni >>

fototerapi bayi kuning



Sila KLIK imej di bawah untuk mendengar mengenai Jus Delima Bio Emas


<< KEMBALI KE HALAMAN UTAMA